Selasa, 12 Maret 2019

CURAHAN HATI GURU HONORER

Bismillah...

Beberapa waktu lalu ada yang bilang sama aku begini "mbak sampean kan ikut menikmati hasil kenaikan remon di zaman pemerintahan Pak Jokowi," alhamdulillah itu bener. Saya gak menampik tambahan rezeki itu. Itu bukan hoax. Terimakasih pak Jokowi.

Tapi maaf saya bukan type yang udah kenyang terus apatis. Mementingkan perut sendiri.
Contoh ringannya gini aja biar bisa dipahami, ada sebuah keluarga dimana bapaknya punya dua anak. Si bapak kasi duit jajan ke anak pertama, lalu anak ke dua enggak dikasi. Kalau kamu jadi anak pertama apa yang kamu lakukan? 

Masa bodo sama adek, yang penting bapak kasi duit buat kamu. Atau kamu memberitahu si Bapak agar adil dan memberikan uang saku juga buat adek. Tidak membeda. 

INI CONTOH...


Begitupun denganku, alhamdulillah suami ada rezeki kenaikan remon. Tapi maaf saya gak bisa memalingkan wajah dan lupa akan nasib rekan2ku yang masih Honorer. Masih guru tidak tetap dengan gaji yang kadang sulit untuk ditatap. Saya masih ingat berita dimana ratusan guru Honorer hadir menyuarakan suara akan nasib mereka dan bapak tak mau menemui mereka. Sakit... saya ikut sakit...

Bagiku, merakyat itu TIDAK SELALU (artinya sekali2 boleh) harus kemana-mana sama rakyat, Merakyat itu kebijakannya yang bisa pro rakyat dan merata. Tidak hanya kenyang di satu pihak... lapar dipihak lain. Dan jangan lupa, infrastuktur TOL yang dibangun masih menyisakan air mata dimana jangankan ganti untung, ganti rugipun tak ada. 

(Kalau ada yang lihat berita kemarin ibu2 nerobos sampai sujud2 ke pak Jokowi sampai pinsan = Kalau ini hoax tolong kasi saya link nya agar gak jadi fitnah, nanti biar saya setting tulisan ini)

Dan satu lagi, asal tahu saya tidak membenci Pak Jokowi,

Tapi sebagai pemimpin negeri ini, beliau punya kendali. Dan beliau bisa membuat kebijakan. 

●Kebijakan yang tak hanya mengenyangkan beberapa pihak saja tapi semua. 
●Kebijakan yang tidak hanya memakmurkan  beberapa pihak saja tapi semua. 
●Kebijakan yang mensejahterakan tidak hanya beberapa pihak tapi semua.


Dan contoh seorang pemimpin, yaitu Gurbernur mampu membuat kebijakan yang bisa mensejahterakan guru honorer diwilayahnya. Tapi disisi lain ada wilayah yang tunjangannya belum dibayar. Nah, disini lah besar harapan saya dimana sekelas presiden, tentu kebijakan yang dibuat tak hanya untuk satu wilayah saja, tidak hanya menguntungkan sepihak saja,  tapi seluruh rakyat Indonesia. Iya apa enggak? Kalau enggak tolong beri pencerahan saya...

@diannovianti5726 

Blitar, 12 Maret 2019 
Curahan hati guru honorer